Sleman, 31/8/2025 – Kreativitas warga Kampung Emas Krapyak IX kembali mencuri perhatian melalui kegiatan produksi ecoprint dengan memanfaatkan daun-daun tanaman lokal. Dalam kegiatan yang berlangsung penuh semangat ini, ibu-ibu dan remaja setempat berhasil menghasilkan 24 produk ecoprint dengan motif yang berbeda. Meskipun motif berbeda produk yang dihasilkan memiliki corak serta warna yang seragam karena pilihan jenis daun yang diseragamkan.
Daun jati, jarak, lanang, hingga paku-pakuan dipilih sebagai bahan utama. Sebagai pendukung, proses produksi batik ecoprint kali ini menggunakan teknik yang sederhana namun artistik. Setiap helai daun yang dicetak meninggalkan jejak corak alami pada kain. Produksi kali ini didampingi langsung oleh Prof. Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn., seorang seniman sekaligus akademisi UNY, bersama rekan-rekan. Kehadiran seniman sekaligus akademisi memberi arahan mengenai pemilihan daun hingga proses pengolahan kain agar menghasilkan motif yang ciamik.
“Ecoprint bukan sekadar karya seni, melainkan cara untuk mendekatkan masyarakat dengan lingkungan sekitar. Daun pohon, buah, sayur, bahkan rerumputan yang sering kita lihat sehari-hari ternyata dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi,” ujar Rika Nuryani Suwarno, M.Pd. sebagai salah satu pengurus saat ditemui di lokasi kegiatan. “Harapannya, pengurus dapat melanjutkan ekplorasi keanekaragaman tumbuhan di Kampung Emas Krapyak IX untuk meningkatkan kreasi motif dan daya saing ecoprint yang dihasilkan,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tetapi juga memperkuat identitas Kampung Emas Krapyak IX sebagai desa yang peduli pada kelestarian alam sekaligus pemberdayaan masyarakat.
Penulis: Riyana Trijayanti
Editor : Eni Rismawati


Leave a Reply