Krapyak IX, 9 Mei 2024 – Lab Kampung Emas UNY kembali menjadi sorotan dengan inovasi terbarunya: pemanfaatan bendung sungai di area Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk budidaya ikan, sebagai solusi menghadapi tantangan musim kemarau. Proyek bendung sungai IPAL ini didukung oleh bapak Rektor UNY, Prof Sumaryanto, M.Kes., AIFO selaku pengarah. Tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi lokal, proyek sederhana ini juga memberikan contoh pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Musim kemarau selalu menjadi tantangan besar bagi masyarakat Kampung Emas, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan air untuk budidaya ikan. Beberapa kolam kami krisis air semenjak debit air sungai berkurang. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi hal ini, Kelompok Mino Berkah bersama dengan pengurus Lab, membangun bendungan di sungai kecil yang mengalir melalui area IPAL. Bendung ini berfungsi untuk mengatur aliran air, memastikan ketersediaan air yang cukup untuk kolam budidaya ikan sepanjang tahun.
Wakil Pengurus Lab Kampung Emas, Dr. Ridho Gata Wijaya, menyatakan bahwa proyek ini merupakan langkah maju dalam pengelolaan sumber daya alam desa. “Dengan memanfaatkan aliran sungai kecil dari sumber air utara dan area IPAL, kami dapat menciptakan kolam ikan yang tetap terjaga kualitas airnya meski di musim kemarau. Ini adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat memberikan solusi jangka panjang,” kata Bapak Dr.Gata.
Bendung sungai diisi dengan berbagai jenis bibit ikan, terutama ikan nila. Harapannya, setelah usia dan ukurannya cukup bisa dipindahkan ke kolam-kolam besar di sekitarnya. Air dari sumber air dan sungai utara diolah melalui sistem IPAL, memastikan kualitas air tetap optimal untuk pertumbuhan ikan. Dengan cara ini, penggunaan air dapat dimaksimalkan, bersih tanpa tercemar limbah tahu, dan mampu menciptakan siklus air yang berkelanjutan.
Keberhasilan proyek bendung sungai IPAL di Kampung Emas diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk mengembangkan solusi lokal yang inovatif dan berkelanjutan. Kampung Emas dan Kelompok Mino Berkah telah membuktikan bahwa dengan kerja sama dan pemanfaatan teknologi bendungan kecil, tantangan musim kemarau dapat diatasi dan diubah menjadi peluang yang menguntungkan bagi semua pihak.
Penulis: Riyana Trijayanti
Editor: Rika Nuryani Suwarno
Leave a Reply